Metode Saintifik

Hai sobat ChemIndo, ini postingan awal di blog ini, yah semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Di tulisan ini, saya mencoba menguraikan metode saintifik. Dalam ilmu kimia, metode saintifik telah berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang tidak bisa ditinggalkan. Mari kita melihat, bagaimana metode saintifik digunakan dalam kehidupan, sebelum kita mengimplementasikannya ke dalam ilmu kimia. Kenyataannya, metode saintifik ini sangat "ribet" dan berulang. Kenapa berulang ? sebab suatu metode analisis kuantitatif yang dilakukan dengan 1 kali pengulangan, cenderung memberikan hasil yang kurang akurat. Karenanya diperlukan suatu pengukuran berulang dalam suatu praktikum/eksperimen. Suatu penelitian, dikatakan memenuhi kaidah metode saintifik jika pengukuran yang berulang, mendekati hasil yang sama (mirip). Hal inilah yang membuat para ilmuwan mengembangkan berbagai pola/metode berfikir. Pola/metode berfikir ini seringkali berubah, sehingga paradigma yang terbentuk selalu bergeser atau cenderung tidak tetap. Inilah yang menyebabkan mengapa metode saintifik cenderung sangat kompleks. Dalam mengembangkan suatu metode saintifik, imluwan cenderung mengawali dengan sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang muncul dalam benak para ilmuwan, akan dicarikan suatu konsep awal berdasarkan informasi-informasi yang ada. Begitu ada cukup bukti yang mendukung atau menolak teori awal, maka akan melahirkan sebuah hipotesis. Hipotesis yang terbentuk akan diuji secara eksperimen. Jika hasil eksperimen gagal untuk membantah hipotesis, maka akan lahir suatu sistem baru dan hipotesis yang baru. Dalam metode saintifik, juga digunakan penalaran secara deduktif dan induktif. Penalaran induktif adalah pengambilan suatu kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Fakta yang diperoleh selama eksperimen, digunakan untuk menjelaskan pola dan teori yang baru. Kadang-kadang, penalaran secara induktif lebih membingungkan daripada secara deduktif. Penalaran deduktif yaitu pengambilan kesimpulan berdasarkan validitas dan keabsahan data yang diperoleh. Dengan demikian, penalaran deduktif, lebih condong ke arah "bukti" dan tidak hanya "asumsi" atau pada teori-teori yang ada. Penalaran deduktif dan induktif sangat berbeda berhubung standar evaluasi yang digunakan juga berbeda. Kedua metode ini, dapat membantu dalam membandingan suatu metode saintifik.

Apa itu teori ilmiah ? Teori ilmiah adalah penjelasan yang dibuktikan dari beberapa aspek alam, fakta, observasi dan eksperimen. Biar mudah dipahami, kita beri contoh teori evolusi. Teori evolusi hanya sebatas "teori" yang tidak dapat dibuktikan oleh fakta, karenanya teori evolusi tidak ilmiah. Sementara teori gravitasi, merupakan "teori" yang dapat dibuktikan oleh fakta, sehingga teori gravitasi, ilmiah.

Dalam melakuakn suatu metode saintifik, kita perlu mengurutkan "cara kerja" untuk metode ini.

1. Buat pertanyaan (contoh : kita paham bahwa apel jatuh dari pohon, debu mengendap dari udara dan bumi mengelilingi matahari. Apakah ada suatu energi dari alam yang dapat menarik 2 benda yang sebanding dengan massa keduanya ?)
2. Mengumpulkan data (contoh : apabila seekor anjing dilepas dihutan, maka kemungkinan ia akan memangsa kelinci, bisa berupa kelinci putih, hitam atau abu-abu)
3. Membuat Hipotesis (contoh : ada energi di alam yang dapat menarik 2 benda yang sebanding dengan massa keduanya)
4. merancang Eksperimen (contoh : untuk menguji bahwa sebuah materi terdiri atas lebih dari satu unsur, maka sebuah contoh materi dipanaskan hingga menjadi gas,kemudian suhu pergerakan fasa dicatat, setelah data diperoleh, ditemukan bahwa pergeseran fasa terjadi pada 2 suhu yang berbeda)

Setelah 4 tahap itu dialkukan, maka kita dapat menarik kesimpulan berdasarkan metode saintifik. Hasil yang diperoleh, dilaporkan sebagai pendukung atau dapat membantah teori yang sudah ada sebelumnya.

Semoga materi tentang Metode Saintifik ini dapat berguna bagi pembaca sekalian