About

Powered by Blogger.
 
Wednesday 3 December 2014

Penyederhanaan Kompleks Organologam

0 comments
Hai sobat ChemistryIndo!, kali ini mari kita bahas mengenai cara penyederhanaan kompleks organologam. Mungkin para pembaca sudah mengetahui bagaimana dekosntruksi dapat menerangkan sifat kompleks organologam, jumlah elektron yang disumbangkan oleh ligan, bilangan koordinasi, bilangan oksidasi dan jumlah elektron orbital d. Sekranag, mari kita diskusikan mengenai jumlah total elektron, jumlah elektron non-ikatan dan jumlah elektron ikatan yang berkaitan dengan logam pusat. Seperti halnya bilangan oksidasi, jumlah total elektron dapat menjelaskan kemungkinan reaktivitas pada kompleks organologam, bahkan seringkali lebih akurat dibandingkan bilangan oksidasi. Kita dapat melihat bahwa ada aturan yang pasti dalam penentuan jumlah elektron, ketika  senyawa kompleks tidak mengikuti aturan tersebut, maka kemungkinan bakal terjadi reaksi.


Pada gambar diatas, ligan siklopenatdienil adalah ligan polidentat dengan enam elektron pada ligan. Dua ikatan pi berasal dari anion bebas yang merupakan ligan tipe-L. Elektron dari ikatan pi sebagai sumber ikatan untuk berikatan dengan logam. Karena kedua elektron berasal dari ligan, ikatan pi merupakan pengikat jenis L. Karbon pada anion siklopentadienil meruapakn pengikat jenis X. Ligan karbon monoksida merupakan contoh yang menarik dimana dua elektron ligan tipe L. Karbon monoksida cukup menarik karena dapat berikatan dengan kompleks organologam. 

Untuk jumlah elektron pada kompleks Fe (II) diatas adalah (6+2+2+2+2) = 18 elektron. Mari kita ambil contoh lain, yaitu kompleks dengan muatan +1 dan ligan air.
Contoh diatas juga memiliki 18 elektron (4 elektron dari Mo, 2 elektron dari anion siklopentadienil, 4 elektron dari elektron pi siklopentadienil, 6 elektron dari CO dan 2 elektron dari air). Rupanya 18 elektron merupakan angka yang sangat umum pada senyawa kompleks. Hal ini sama dengan keumuman kompleks logam transisi yang juga memiliki 18 elektron. Aturan 18 elektron analog dengan aturan oktet pada kimia organik. Penjelasan 18 elektron diakibatkan adanay 9 orbital (1s, 3p, 5d) yang tersedia pada logam, bila semuanya tersisi, maka akan ada 18 elektron pada orbital dan menghasilkan kompleks logam yang sangat stabil. Nmaun aturan 18 elektron ini, coba dicari kelemahannya oleh bebrapa ilmuwan kimia. Hartwig, seorang ilmuwan kimia membuat suatu pedoman mengenai masalah kompleks organologam ini. Bahakan pada sebuah studi, ditemukan bahwa orbital p tidak terlibat dalam pembentukan kompleks organologam. Namun meskipun demikian, aturan 18 elektron ini masih tetatp diguanakn hingga sekarang.

Satu contoh lagi, coba pembaca sekalian lihat kompleks organologam berikut :
Jika kita menganggap bahwa aturan 18 elektron itu benar, namun bagaiman pada kompleks diatas yang meiliki 19 elektron ? ( 7 dari atom Co, 4 dari anion skilopentadienil, 8 dari elektron pi siklopentadienil). Di awal, bila kompleks tidak emenuhi aturan 18 elektron, amak akan terjadi reaksi. Maka kemungkinan ini akan terjadi reaksi untuk mengurangi elektron agar bisa 18 elektron. Pada kenyataannya kobaltosena (nama senyawa diatas) merupakan agen pereduksi yang baik dengan menyumbangkan elektron yang dimilikinya untuk dapat membentuk suatu kompleks anionik.
CoCp2 + MLn → [CoCp2]+[MLn]

Tulisan ini hanya membahas bagaimana sampai bisa terbentuk kompleks 18 elektron sehingga kita bisa memprediksikan apakah kompleks akan menyerap atau memberikan elektron. Namun bagaimana menghiung elektron pada dua kompleks secara bersamaan ? mungkin para pembaca lebih tahu dari saya :)

Leave a Reply

 
ChemistryIndo © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here